Dari fiksi sampai non fiksi, inilah rekomendasi buku dari Klook yang bisa kamu habiskan selama #dirumahaja
Mencari buku fiksi maupun buku non fiksi yang ideal untuk menghabiskan waktu selama #dirumahaja karena wabah virus corona? Rekomendasi buku dari Klook berikut ini mungkin bisa membantumu.
Menghabiskan waktu #dirumahaja dengan menonton film dan serial di TV atau bermain video game memang menyenangkan, tetapi terpapar cahaya dari layar terus-terusan tentu gak baik buat mata kamu. Alangkah baiknya jika kamu menyeimbangkannya juga dengan menghabiskan waktu dengan membaca buku, apalagi buku fisik yang tentunya lebih ramah untuk mata.
Rekomendasi buku dari Klook berikut ini sangat cocok untuk kamu baca selama masa karantina diri #dirumahaja. Tentu enggak semuanya buku non fiksi, ada juga buku fiksi yang akan membuat kamu melupakan rasa frustrasi karena enggak bisa pergi keluar rumah dengan bebas selama wabah virus corona ini berlangsung.
Total, ada 19 buku yang masuk rekomendasi buku Klook berikut ini, dari 7 judul dengan 2 judul di antaranya adalah serial buku lebih dari satu jilid.
Filosofi Teras oleh Henry Manampiring
Terjebak pandemi virus corona hingga harus mengkarantina diri seperti saat ini, harus diakui, bisa membuat frustrasi. #Dirumahaja setiap saat tanpa bisa bepergian sebagaimana yang biasa kita lakukan bisa benar-benar membosankan, dan wajar jika tak sekali dua kali mungkin kita mengeluh atas keadaan ini. Tetapi coba baca Filosofi Teras karya Henry Manampiring ini, mungkin kamu akan mengubah sikapmu 180 derajat.
Filosofi Teras adalah sebuah buku non fiksi ringan tentang filosofi Stoa - sebuah aliran filosofi Yunani kuno yang dipopulerkan oleh pemikir Yunani populer seperti Seneca dan Epictetus dan bahkan Kaisar Romawi, Marcus Aurelius. Hebatnya di era modern ini, filosofi Stoa pun masih bertahan.
Pada dasarnya, filosofi Stoa mengajarkan bahwa kebahagiaan akan datang ketika kita bisa menerima keadaan sekarang sebagai sesuatu yang di luar kontrol kita. Ini karena paham bahwa kebahagiaan kita berada di bawah kontrol kita sendiri dan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang di luar kontrol kita.
What I Talk About When I Talk About Running: A Memoir oleh Haruki Murakami
Haruki Murakami memang dikenal sebagai seorang salah satu novelis terpopuler dan tersukses Jepang, berkat karya-karyanya seperti Norwegian Wood, 1Q84, Kafka on the Shore, hingga The Wind-up Bird Chronicle. Tetapi tak berlebihan rasanya menyebut What I Talk About When I Talk About Running: A Memoir adalah salah satu karya terbaiknya.
Seperti judulnya, What I Talk About When I Talk About Running adalah sebuah buku non fiksi dalam bentuk memoar tentang kegiatan favorit Murakami di sepanjang hidupnya: berlari. Lewat pandangan Murakami, kita akan diajak melihat bagaimana berlari bukanlah sekadar kegiatan olahraga, namun waktu untuk refleksi dan berpikir.
Percayalah, kamu akan punya motivasi untuk bergerak dan berlari di pagi atau sore hari setelah membaca buku ini. Mumpung work from home, kenapa enggak?
Serial The Naked Traveler oleh Trinity (Total: 8 Buku)
Kangen traveling? Kami juga! Kalau bosan menonton dokumenter traveling atau travel vlog di Netflix dan YouTube, kamu juga bisa membangkitkan kembali semangat traveling lewat buku dengan buku-buku seri The Naked Traveler yang populer banget sejak dulu.
Serial buku non fiksi garapan Trinity ini pada dasarnya adalah kumpulan cerita-cerita unik dari perjalanan-perjalanan Trinity, penulis Indonesia yang sudah entah ke berapa puluh negara di sepanjang hidupnya. Cara bercerita yang mengalir dan cerita-cerita yang lucu selalu mewarnai buku-bukunya - enggak heran kalau 8 seri buku ini selalu populer di kalangan pembaca Indonesia.
Tentu saja itu juga alasan mengapa buku ini pun masuk dalam rekomendasi buku Klook!
The Subtle Art of Not Giving a F**ck oleh Mark Manson
Pernah merasa insecure atau khawatir dengan apa yang dipikirkan orang lain atas diri kita? Atau kamu tipe orang yang SELALU melakukan sesuatu hanya demi dinilai positif oleh orang lain?
Belajarlah untuk mulai tidak peduli, dan buku non fiksi populer dari Mark Manson ini akan membantu kamu melakukannya. Pada dasarnya buku ini akan membantu kamu menanamkan pikiran "enggak perlu mikirin pendapat orang terhadap diri kita". Sebab, ketakutan terhadap penilaian orang seringkali menghambat kita untuk maju. Atau bahkan bahagia.
Oh ya, buku ini juga sudah ada versi Bahasa Indonesianya kok dengan judul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat.
The Life-Changing Manga of Tidying Up oleh Marie Kondo
Kamu mungkin tahu serial Netflix berjudul Tidying Up with Marie Kondo - sebuah "reality show" tentang bagaimana Marie Kondo, seorang konsultan decluttering populer asal Jepang, membantu orang-orang di Amerika hidup lebih rapi dengan membuang berbagai barang-barang yang tak ada nilainya dan hanya dipertahankan karena alasan sentimental.
Nah, metode yang disebut KonMari method ini aslinya diajarkan Marie Kondo sejak lama, lewat buku non fiksi berjudul The Life-Changing Magic of Tidying Up yang diluncurkan sejak tahun 2011. Buku itu tetap sangat relevan untuk dibaca (dan edisi Bahasa Indonesia-nya pun tersedia di Gramedia). Tetapi kami sangat merekomendasikan versi manganya yang berjudul The Life-Changing Manga of Tidying Up.
The Life-Changing Manga of Tidying Up pada dasarnya adalah cara Marie Kondo mengajarkan metode decluttering lewat buku fiksi dalam bentuk manga, sehingga akan lebih mudah dimengerti pembaca.
Ceritanya, ada seorang perempuan Tokyo muda bernama Chiaki, yang kesulitan mengatur apartemennya yang berantakan - sama berantakannya dengan kehidupannya. Chiaki kemudian menjadi klien Konmari, yang kemudian mengajarkan bagaimana cara merapikan tempat tinggalnya dan efeknya bagi kehidupan Chiaki yang lebih rapi.
The Gene: An Intimate History oleh Siddhartha Mukherjee
Pernah penasaran bagaimana sifat dan fisik bisa diturunkan dari garis keturunan? Pada dasarnya, semuanya berkat gen, dan buku non fiksi yang satu ini akan menjelaskan bagaimana manusia menemukan gen, DNA, RNA, dan lainnya yang berpengaruh terhadap heredity atau hal yang turun temurun, baik dari segi psikologis maupun fisik.
Menariknya, karena membicarakan hal-hal yang ada di level sel dan lebih kecil lagi, buku ini juga membahas soal bagaimana virus dan bakteri bekerja dan mempengaruhi sel (dan gen) manusia. Bikin kamu bisa lebih mengerti tentang virus, patogen yang sekarang lagi di bawah sorotan karena wabah virus corona yang melanda seluruh dunia.
Asyiknya, semuanya dijelaskan dengan cara penceritaan yang baik dan bisa dipahami oleh orang awam sekalipun oleh sang penulis, Siddhartha Mukherjee, yang terkenal karena bukunya yang berjudul The Emperor of All Maladies: A Biography of Cancer, memenangi penghargaan Pulitzer. Enggak heran kalau buku ini pun masuk dalam rekomendasi buku Klook.
Oh ya, buku ini juga sudah ada versi Bahasa Indonesianya dengan judul Gen.
Serial Supernova oleh Dee Lestari (Total: 6 Buku)
Kalau kamu mengaku penggemar sci-fi tapi belum pernah membaca satupun dari 6 buku serial Supernova (yang diluncurkan dalam jangka waktu 15 tahun!), manfaatkan masa-masa karantina diri karena wabah virus corona ini untuk menghabiskan semuanya.
Supernova bisa dibilang merupakan salah satu serial buku paling ambisius dan berani di Indonesia - berani bukan karena unsur politik atau kritik sosialnya, tetapi karena usaha Dewi Lestari untuk memadukan cerita fiksi, ilmu pengetahuan, dan dunia spiritual adalah sesuatu yang masih asing dalam dunia literatur di Indonesia. Apalagi semuanya dirilis tidak dalam satu buku, tetapi dalam enam buku!
Dari daftar rekomendasi buku Klook di atas, buku mana yang tertarik untuk kamu baca?